Connect with us

Berita Sorot Peristiwa

Gara-gara Ada Satu orang Bawa Batu Kerikil dari Tanah Air, Jamaah Haji Jadi Terhambat di Bandara KAAIA

Published

on

Suasana bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah saat jamaah haji Indonesia akan melanjutkan perjalanan ke Makkah.

JEDDAH – Peristiwa lucu jemaah haji Indonesia yang berangkat menuju Tanah Suci ada yang khawatir tidak mendapat batu untuk lempar jumroh, sehingga membawa batu dari tanah air yang dimasukkan ke dalam koper sehingga menimbulkan kecurigaan saat koper tersebut di periksa di X-Ray bandara kedatangan di King Abdul Aziz International Airport (KAAIA) Jeddah.

Pembimbing ibadah dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daker Bandara, Mulyono, di Bandara King Abdul Aziz Jeddah mengungkapkan peristiwa ini yang menyebabkan keberangkatan rombongan jemaah haji dari bandara KAAIA ke Makkah jadi terhambat.

“Setelah di periksa petugas sampai berulang-ulang dan menyebabkan koper harus dibongkar milik salah satu jemaah didapatinya membawa banyak batu kerikil dalam koper bagasinya.” ungkap Mulyono saat mendampingi jemaah di Bandara Jeddah, Sabtu (8/6/2024).

Akibat dari peristiwa tersebut, lanjut Mulyono, jemaah tersebut harus melewati serangkaian pemeriksaan oleh petugas Bandara dan membuat keberangkatan rombongan jemaah haji dari bandara Jeddah ke Makkah tertunda. Selain itu, barang tersebut juga dapat menimbulkan kecurigaan petugas saat koper harus melalui pemeriksaan mesin x-ray setibanya di bandara Jeddah.

“Setelah diperiksa, rupanya barang yang mencurigakan adalah sejumlah batu kerikil yang dibawa dari Indonesia. Setelah ditanya, jemaah tersebut mengaku bahwa batu tersebut akan digunakan untuk melempar jumrah.” ungkap Mulyono yang tidak menyebutkan jemaah asal kloter mana yang membawanya.

Dijelaskannya, Jemaah tidak perlu membawa batu dari tanah air, karena batu-batu tersebut sudah tersedia sangat banyak di Muzdalifah untuk disiapkan dalam pelaksanaan melempar jumrah sebagai salah satu rangkaian ibadah haji.

Mulyono menyarankan agar jemaah haji lebih fokus untuk menyiapkan diri terkait pelaksanaan ibadah lainnya, seperti amalan atau bacaannya. Sedangkan batu untuk melempar jumrah tidak perlu dibawa. Lebih baik koper diisi barang atau kebutuhan lain.

Sebelumnya, Kepala PPIH Arab Saudi Daker Bandara, Abdillah juga mengingatkan bahwa Pemerintah Arab Saudi ketat dalam hal barang bawaan para penumpang pesawat udara, khususnya jemaah. Salah satu yang selektif adalah barang bawaan yang dapat dianggap mempraktikkan syirik. “Hindari barang bawaan yang aneh dan menimbulkan kecurigaan,” ujar Abdillah.(*/mn/jk).

Sorot Peristiwa

Isran Itu Disukai Wartawan

Published

on

Bersama Hadi Mulyadi menerima plakat PWI dari Bung Syafril dan Ketua PWI Abdurrahman Amin.

Catatan Rizal Effendi

ISRAN NOOR dan Hadi Mulyadi masuk ke “kandang” wartawan. Itu terjadi hari Minggu (30/6) pada acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengurus PWI Kaltim di Kompleks Wisata Rumah Ulin Arya, Sempaja, Samarinda Utara.

Tujuan bimtek ini dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kemampuan pengurus dalam aspek kepemimpinan atau leadership. “Sependek ingatan saya, baru kali ini pengurus PWI dibekali dulu sebelum bertugas,” ujar Bung Syafril Teha Noer (STN), wartawan senior berkomentar di Wartawan Legend grup.

Bung STN saya lihat ikut terlibat dalam acara Bimtek itu. Ketika Isran dan Hadi memberikan pemaparan STN yang mendampingi. Dia juga menyerahkan plakat PWI bersama ketua PWI yang baru terpilih, Abdurrahman Amin menggantikan Endro Efendi.
Endro sekarang mendapat promosi menjadi pengurus PWI Pusat. Dia mendapat kehormatan sebagai Wakil Ketua Komisi Kompetensi Wartawan, hasil Kongres Wartawan XXV di Bandung beberapa waktu lalu. Prestasi hebat. Rasanya belum pernah pengurus Kaltim sampai ke sana. Kalau IKN resmi menjadi ibu kota negara, sangat mungkin ada wartawan Kaltim jadi ketua PWI Pusat.

Abdurrahman Amin yang akrab dipanggil Rahman sudah 17 tahun berkarier di dunia jurnalistik. Dia sekarang pemimpin redaksi Samarinda Pos (Sapos). Sebelumnya pernah bertugas di induknya, Kaltim Post. Kebetulan di Sapos saya selalu terlibat di RUPS dengan para pemegang saham. Rahman menjadi ketua PWI Kaltim masa bakti 2024-2029.

Isran dan Hadi diundang PWI karena banyak hal yang bisa diserap wartawan. Keduanya mantan gubernur dan wakil gubernur Kaltim masa bakti 2018-2023. Maju lagi dalam Pilgub 2024.

Isran punya andil besar sampai akhirnya Presiden Jokowi menetapkan lokasi IKN di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU). Karena itu dia pembela berat pembangunan IKN. “Kalau ada yang tidak setuju dengan IKN, hati-hati bisa pendek umurnya,” katanya. Ucapan itu sempat viral di berbagai media.

Berkat perjuangan Isran sampai terbitnya PP No 15/2022 dan PP 38/2023 tentang dana bagi hasil tambang dan kelapa sawit. Dia pembela tenaga honor. Juga sukses menjadi provinsi pertama di Indonesia menerima dana karbon. Di era dia APBD Kaltim sangat melonjak. “Tidak pernah terjadi record APBD Kaltim di atas Rp20 triliun. Itu untuk provinsi saja, kalau dengan APBD kabupaten/kota sudah di atas Rp70 triliun,” jelasnya.

Berkaitan dengan kepemimpinan, dia menegaskan seorang pemimpin perlu keikhlasan dan kejujuran. Jangan kepentingan umum ditumpangi kepentingan pribadi. Dia juga menyebut peluang wartawan menjadi pejabat publik. Dia menyebut nama saya sebagai wali kota Balikpapan, Dahlan Iskan menjadi menteri BUMN. Bahkan di Inggris, wartawan Boris Johnson menjadi perdana menteri.
Menurut Hadi Mulyadi, menjalani pekerjaan apa pun harus dilakukan dengan cinta dan iringan doa. “Kunci lainnya adalah kita harus bekerja keras,” tambahnya.
Hadi Mulyadi melengkapi kepemimpinan Isran. Dia pernah menjadi anggota DPRD Kaltim dan DPR RI. Juga pengajar dan ustaz. Sering menjadi penceramah dan khatib. Punya hobi main drum dan nyanyi. Kalau sudah nyanyi, tidak satu lagu, tapi satu album.

Yang menarik, putra Hadi Mulyadi, Muhammad Al Fatih juga seorang wartawan dan aktivis. Hebatnya dia berani mengkritik kebijakan Pemprov Kaltim terutama sang ayah dalam masalah lingkungan.

Pada acara Festival Media Digital dan Wartawan Legend Award yang berlangsung di Bontang, Oktober 2023 lalu, Isran dan Hadi dianugerahi penghargaan kategori Kemerdekaan Pers Kaltim. Maklum atas kebijakan mereka, Kaltim menempati peringkat pertama Indeks Kemerdekaan Pers (IKP) secara nasional tahun 2022.
JADI “MEDIA DARLING”

Isran itu memang masuk kategori “media darling.” Maklum ucapannya terkadang nyeleneh. Tapi kuat bobotnya menjadi kepala berita. Sesuatu yang jarang diucapkan seorang tokoh dan kepala daerah, bisa mencuat dari mulutnya.

Tidak saja soal umur pendek jika tak dukung IKN, ada narasi lain yang kerap dia ucapkan. Misalnya dirinya yang stunting, burung jalak (janda laki-laki), Belanda sudah lari, “mehabisi baterai saja,” mata saya rabun sampai joke-joke lainnya, yang kadang tidak disangka diucapkannya.

Terkadang dia pura-pura tak dengar ucapan seseorang. “Apa? Apa?” katanya berulang-ulang. Membuat yang berbicara jadi bingung. Juga suka membuat gerakan mengagetkan. Misalnya dia pernah berteriak dan memukul meja menyatakan sah ketika menjadi saksi pernikahan. Sampai sang mempelai dan undangan terkesiap.
Dia diburu wartawan bukan sekarang saja. Saat Isran menjadi bupati Kutai Timur antara 2009-2015 dan ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), setiap berada di Jakarta selalu diadang banyak awak media. Apalagi dia sempat meramaikan bursa Pilpres dan mengikuti konvensi capres yang diadakan Partai Demokrat tahun 2014.

Semangat ingin menjadi capres itu masih membara sampai sekarang. Ada yang bilang dia berpeluang jadi capres pertama pada Pilpres 2029 nanti setelah ibu kota negara benar-benar sudah pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Sepaku. Kapan lagi orang Kaltim jadi capres di daerah sendiri.

Walaupun sering bercanda, dalam catatan kepemimpinannya banyak juga kebijakannya yang bersikap tegas. Dia pernah mengkritik kerja KPK berkaitan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia dan melawan hasil pemeriksaan BPK. Juga tak mau terlibat urusan proyek.

Pada tahun 2012 Isran memenangi gugatan internasional yang dilakukan Churchil Mining Plc sebesar 2 miliar dolar AS. Perusahaan tambang asal Inggris itu berang atas dicabutnya izin usaha pertambangan (KP), yang diakui miliknya oleh Pemkab Kutim. “Karena kalah di semua pengadilan di Indonesia, makanya mereka menggugat ke arbitrase internasional. Tapi kita tidak gentar,” tandasnya waktu itu.
Ketika ditanya wartawan atas kemenangan itu, Isran saat itu tersenyum. “Sudah kubilang apa kemarin, kalian nggak percaya sama aku. Buktinya kita menang kan?” jelasnya.

Di tengah acara Bimtek PWI, saya perlu mengucapkan selamat kepada sahabat saya, Syafruddin Pernyata. Dia salah seorang penerima Penghargaan Sastra dari Kemendikbud RI tahun 2024 karena berkiprah di dunia sastra lebih 40 tahun. Suatu prestasi luar biasa. Selain Syafruddin, juga Sunaryo Broto menerima penghargaan yang sama. Dia bekerja di Bontang dan juga aktif menulis.

Syafruddin dan saya dulu sangat intens meliput kegiatan Gubernur Kaltim Suwarna AF. Saya di Suara Kaltim, dia di Mingguan Sampe. Berkat semangat dari sang gubernur, saya sempat jadi anggota MPR RI Utusan Daerah dan wali Kota Balikpapan. Sedang Syafruddin, yang tadinya dosen di FKIP Unmul akhirnya mendapat kesempatan berkarier di Pemda. Mulai jadi Kepala Biru Humas, Kepala Dinas Pendidikan Nasional, Kepala Perpustakaan dan Kearsipan sampai Kepala Dinas Pariwisata.

Di masa pensiunnya, Syafruddin tetap rajin menulis dan membuat buku serta sukses jadi pengusaha berorientasi pada bisnis kepariwisataan. Karena itu pada HUT ke-67 Provinsi Kaltim 2024, dia menerima penghargaan sebagai Tokoh Pariwisata Kaltim, yang pertama.

Saya juga perlu mengucapkan selamat berulang tahun ke-4 buat Media Kaltim sebagai media online. Saya baca sang komandan, Agus Susanto sebagai CEO Media Kaltim News Network menggelar berbagai acara. Mulai Workshop Fotografi & Jurnalistik, Festival Band sampai Jalan Sehat Media Kaltim. Dirgahayu Media Kaltim. Medianya warga Kaltim.(*)

Continue Reading

Sorot Peristiwa

Kenangan Bersama Edy Simon, Sang Pelatih Sepakbola Terbaik Asal Kaltim

Published

on

Edy Simon ketika menjadi pelatih Persiba Balikpapan.

Catatan Rizal Effendi

SAYA kaget baca di WA grup, Edy Simon dikabarkan meninggal dunia. Yang memposting keponakannya. “Innalillahiwainnailaihirojiun. Telah berpulang ke Rahmatullah, paman kami Edy Simon Badawi. Posisi di Banjarmasin Jl Blitung Darat GG Bina Warga RT 27 No 82.”

Beberapa saat kemudian muncul WA lain. Tertulis: “Telah meninggal dunia ayahanda dari Adelina, Bapak Edy Simon bin Badawi pada hari Minggu, tanggal 23 Juni 2024 Pukul 04.30 Wita. Alamat duka Jl Letjen S Parman, Gang Sekolahan RT 14 No 28, Balikpapan Barat. Jenazah dalam perjalanan dari Banjarmasin ke Balikpapan lewat darat.”

Kabar itu saya kirim ke WA Wartawan Legend. Ada teman wartawan yang tanya: “Itu Edy Simon pelatih bola PON Kaltim ya?” begitu dia tulis.
Teman wartawan lain langsung menulis catatan tentang karier bola almarhum. Dia menyebut Edy adalah mantan pemain Liga Indonesia 2006-2010. Lalu selanjutnya pernah menjadi pelatih Persiba Balikpapan dan pelatih bola PON Kaltim.

Selain itu, Edy Simon juga di tahun 2006 melatih di Persema Malang, 2008 Persita Tangerang, 2009 Persisam Putra, 2009-2010 PSIR Rembang dan 2010 mengasuh Mitra Kukar. Dia juga pernah menangani PKT Bontang dan Bontang FC.

Postingan terakhir dari sang putri, Adelina mengabarkan kalau jenazah ayahnya, Senin (24/6) kemarin sudah dimakamkan di pekuburan muslimin Samarinda. Sejumlah sanak keluarga dan teman-teman Edy Simon ikut mengantarkan jenazah almarhum.

Sepulang dari pemakaman, Adelina menulis kenangannya bersama sang ayah, yang dia panggil Abi. “Hari ini aku berdiri di hadapan kalian dengan hati yang berat. Abi, Edy Simon bin Badawi kini telah berpulang. Meskipun perjalanan kami tidak selalu mudah, aku memilih mengenang momen-momen baik yang pernah kami lalui bersama. Abi, meskipun kita tidak selalu sejalan, Dina berharap Abi tenang di sisi-Nya. Dina berterima kasih atas segala hal yang telah Abi berikan, dan Dina akan berusaha mengingat pelajaran-pelajaran berharga dan perjalanan hidup kita bersama. Selamat jalan Abi. Semoga Abi husnul khotimah.”

Edy lahir di kota minyak Sangasanga, Kukar, 66 tahun silam. Dia boleh dibilang pelatih sepakbola terbaik asli dari Kaltim. Pernah mengantarkan Persisam Putra Samarinda menjadi juara Divisi Utama PSSI setelah menumbangkan Persema Malang 1-0 di Stadion Utama Palaran pada tahun 2009.
Ketika jenazahnya akan diberangkatkan dari Banjarmasin ke Samarinda, beberapa mantan pemain Persiba sempat datang melayat. Di antaranya Sukliwon, Tabrani, Indra dan Ferli La’ala. “Kami kehilangan sahabat yang hidupnya dibaktikan untuk kemajuan persepakbolaan di Tanah Air terutama di Kaltim. Selamat jalan Bang Edy,” kata mereka dengan wajah duka.

Mantan manajer Persiba Jamal Al Rasyid mengaku Edy adalah pelatih yang sangat profesional. Dia sempat bersama-sama berjuang untuk memajukan Persiba. “Allahumafirlahu warhamhu wa afihi wa’fuanhu,” begitu doa yang dikirimnya.
Ucapan duka cita juga datang dari Balikpapan All Stars (BAS). Itu wadah bermain mantan pemain Persiba, termasuk Edy Simon. “Atas nama seluruh anggota BAS mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Bapak Edy Simon. Semoga almarhum husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan,” kata Ketua BAS Faisal Husen melalui sekretarisnya, Abdul Kadir Mappi (AKM).

KASBON PLUS

Ketika saya masih menjadi wartawan sampai menjabat wakil wali Kota dan wali Kota Balikpapan, saya sesekali bermain bola dengan Edy Simon. Bukan di tim profesional melainkan tim sepakbola hiburan. Dia sering ikut bermain dengan tim Kasbon Plus, yang dikomandani “jenderal” Sjarifuddin Hs.

Di situ terkadang ikut bermain Pangdam VI Mulawarman, Wali Kota Tjutjup Suparna, Wali Kota Imdaad Hamid sampai Zainal Muttaqin dari Kaltim Post. Saya jadi ikut jadi penyerang, meski sering ditiup wasit karena berada di posisi offside.

Karena dia mantan pemain dan pelatih, sering tim Kasbon Plus memenangi pertandingan. Edy yang mengatur dan membagi bola. Dia gelandang serang. Saya sering dikirimi bola, tapi lebih jeli bolanya dibanding kaki saya. Sebaik apapun bola yang dibagi Edy, saya selalu kedodoran. Maklum bukan pemain. Kebisaan saya cuma sebagai penonton dan penggemar berat Manchester United (MU).

Ketika Edy menukangi Persiba, saat itu saya dalam jabatan sebagai wali kota. Tim manajernya Syahril H Taher, yang juga dikenal sebagai ketua Pemuda Pancasila Balikpapan. Sedang sekretarisnya, Irfan Taufik, yang sekarang kepala Dinas Pendidikan. Selesai di Persiba, Edy Simon menjadi pelatih sepak bola PON Kaltim pada tahun 2016.

Edy adalah pelatih pemegang lisensi A (AFC). Itu kelas pelatih level atas dan bisa menjadi pelatih kepala di Liga 1. Untuk mendapat lisensi A (AFC), maka seorang pelatih harus punya jam terbang selama 5 tahun di dunia kepelatihan, mengikuti kursus dan ujian kepelatihan.

Sesekali Edy mengirim pesan singkat ke HP saya. “Apa kabar dingsanak? Salam subuh, selamat beraktivitas,” begitu ditulisnya menjelang salat subuh. Belakangan saya jarang kontak sampai akhirnya ada kabar dia meninggal dunia. Selamat jalan sahabatku, Edy Simon. Insyaallah mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin yaa rabbal aalamiin.(*)

Continue Reading

Sorot Peristiwa

Fase Mina Lebih Berat, Menag Yaqut Minta Petugas Haji Harus siap Bantu Jamaah setiap saat

Published

on

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam rangka pengawasan haji 2024 di tenda haji Indonesia, Arafah, saat bertemu dengan Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi, Sabtu (15/6/2024). (Foto: Singgih/vel)

MAKKAH – Fase puncak haji di Arafah dan Muzdalifah sudah berlangsung. Kini aktivitas jemaah haji terpusat di kawasan Mina untuk mabit (menginap). Selama di Mina, jemaah akan melontar Jumrah Aqabah pada 10 Zulhijjah, dilanjutkan jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada hari-hari Tasyrik.

Dilansir dari laman kemenag.go.id, Menag Yaqut Cholil Qoumas bersyukur penyelenggaraan Wukuf di Arafah berjalan dengan baik dan lancar. Demikian juga dengan fase Mabit di Muzdalifah, pemberangkatan seluruh jemaah ke Mina selesai pada 07.37 Waktu Arab Saudi (WAS), sebelum terik mentari.

“Sukses penyelenggaraan puncak haji di Arafah dan Muzdalifah patut kita syukuri. Alhamdulillah, mobilisasi jemaah berjalan lancar. Kejadian tahun lalu tidak terulang. Apresiasi patut disampaikan kepada seluruh petugas dan jemaah haji Indonesia,” sebut Menag di Makkah, Minggu (16/6/2024).

Memasuki fase Mina, Menag mengingatkan bahwa kondisinya jauh lebih berat dibanding di Arafah dan Muzdalifah. Sebab, jemaah akan tinggal lebih lama di tenda Mina. Selain itu, jika di Arafah dan Muzdalifah jemaah relatif hanya berdiam di tenda, di Mina ada aktivitas lontar jumrah.

“Mina harus dipersiapkan dengan jauh lebih baik. Saya imbau jemaah untuk tidak memaksakan diri melontar jumrah. Petugas harus siaga membantu para jemaah, termasuk secara cuma-cuma siap membadalkan lontar jumrah mereka, khususnya yang lansia, risti, dan disabilitas,” pesan Menag.

“Secara Fikih, mereka yang tidak mampu bisa dibadalkan lontar jumrahnya. Dan secara khusus, saya minta para petugas harus siap jika diminta melakukannya,” sambungnya.

Menag Yaqut minta Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk menerapkan skema perlindungan, pelayanan, dan pembinaan dengan menyesuaikan kondisi fisik jemaah, agar mereka tidak memaksakan. Gus Men, panggilan akrabnya, meminta PPIH untuk segera mengidentifikasi jemaah yang harus dibadalkan.

“Jemaah yang secara fisik tidak memungkinkan, saya minta lontar jumrahnya dibadalkan. Intinya kita tidak mau jemaah ini dipaksakan kondisi fisiknya. Tidak ada pungutan apa pun atas badal lontar jumrah oleh petugas,” pungkas Menag Yaqut

Sementara itu Ketua Komisi VIII DPR RI sekaligus anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI Ashabul Kahfi, bertemu dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di tenda Amirul Haj di Arafah, Arab Saudi, menyampaikan harapannya agar penyelenggaraan haji 2024 berjalan lancar.

“Pekerjaan kita belum selesai, kita harus mengawal dan mengawasi seluruh proses rangkaian ibadah haji jemaah kita hingga pemulangan ke Tanah Air,” kata Ashabul Kahfi di tenda haji Indonesia, Arafah, Sabtu (15/6/2024).

Ashabul menekankan bahwa proses Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) merupakan puncak haji yang harus dikerjakan secara kolaboratif. Ia berpesan kepada seluruh panitia penyelenggaraan ibadah haji agar melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dalam mengawasi setiap pergerakan jemaah dari satu tempat ke tempat lain.

“Saya meminta agar pendorongan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah hingga ke Mina menjadi pantauan kita bersama sehingga tragedi Muzdalifah tahun lalu tidak berulang di tahun ini,” tegasnya.(*/mn/jk).

Continue Reading

Trending